Skip to main content

Asal Usul Pertunjukan Sandiwara


     sandiwara telah dilakukan sebagai pentas pertunjukan sebuah bangunan panggung yang memisahkan penonton dengan pemain,Penonton harus membayar,fungsinya adalah sebagai hiburan dalam segala gradasinya,

     Unsur cerita dengan peristiwa-peristiwa sezaman,
Adanya idiom-idiom modern seperti adanya intermeso, pemimpin pertunjukan, lagu-lagu keroncong atau Melayu dengan peralatan musik modern,bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu-pasar, Melayu-tinggi atau bahasa indonesia, yaitu bahasa yang merupakan lingua franca kaum penduduk kota pada masanya,adanya pegangan cerita tertulis atau bahkan naskah-naskah drama yang tertulis.
     Dalam itu Boen memusatkan diri kepada unsur sastra dramanya, dan penelitiannya dilakukan pada akhir 1960 sedangkan dalam sumber yang didapat, penulis buku sumber yang dibaca,dalam hal ini bahwa seni pertunjukan sandiwara tertua di Indonesia dimulai oleh Komedi Stambul pada tahun 1891. Istilah stamboel sendiri baru muncul setelah adanya rombongan-rombongan teater yang biasa disebut bangsawan asal usul teater ini ternyata dari Penang, Malaysia Pada 1870-an di Penang, Malaysia, bermain rombongan teater dari India, dengan memergunakan bahasa India (Urdu), yang oleh penduduk Malaysia setempat dinamai wayang Parsi nama teater itu sendiri adalah mendu rahmah Bujang merinci ciri-ciri dari teater bangsawan ini berdasarkan pendapat Brandon sebagai berikut,cerita lakon terdiri dari banyak episode, sehingga cerita berjalan agak lamban,unsur cerita pokok dibumbui oleh unsur-unsur humor, farce, dan melodrama,penyajian cerita selalu memunyai pola yang sama atau mirip,seting cerita sebagian besar dari lingkungan-lingkungan raja-raja dan bangsawan,cerita memiliki tujuan didaktis,karakter-karakter yang disuguhkan bersifat stock type permainan di panggung dilakukan secara improvisasi,pertunjukan merupakan campuran dialog, nyanyian, dan tarian.
     komedi stamboel yang didirikan oleh Augus Mahieu seorang Indoprancis kelahiran Surabaya (1860-1906), sekitar 1891 telah menjadi satu diantara yang pada suatu saat memengaruhi perkembangan teater di Indonesia,sebelum permainan dimulai, para pelaku mengenalkan diri terlebih dahulu kepada penonton,pembagian babak atau episode cerita dilakukan amat longgar,jalan cerita dari pertunjukannya bersifat lamban, sehingga pertunjukan berjalan selama 2 atau 3 malam berturut-turut,adegan gembira atau sedih dibentuk dengan nyanyian,begitupun masyarakat Jawa. Penduduk di desa menyambutnya dengan membuat sebuah pertunjukan yang serupa. Misalnya wilayah Jawa Tengah dengan ketoprak sedangkan Jawa Timur dengan Ludruk, pada mulanya Ketoprak hanya merupakan permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung secara berirama diwaktu bulan purnama, dengan sebutan gejog. kemudian ditambah dengan tembang nyanyian yang dilakukan bersama dengan orang kampung/desa yang sedang menghibur diri dan akhirnya ditambah dengan gendang, terbang dan suling, maka lahirlah Ketoprak Lesung, yang diperkirakan sekitar tahun 1887. Baru pada sekitar tahun 1909 untuk pertama kalinya dipentaskan ketoprak yang berbentuk pertunjukan lengkap sedangkan kesenian ludruk di Jawa Timur berasal dari penyebutan orang Belanda “Mari kita leuk en druk”, lama-kelamaan menjadi ludruk. Hal itu berimbas pada kesenian di wilayah Cirebon-Indramayu. Secara tersebar diwilayah ini berkembang berbagai kelompok atau grup teater,seperti Ludruk, Reog, Ketoprak, Masres, Toneel. Pertunjukan Reog itu terdiri dari dua bagian. Pertama berupa atraksi bodoran/lawakan, dan kedua berupa drama yang mengambil cerita dari kebiasaan masyarakat daerah tersebut. Sedangkan kesenian di daerah Jamblang Klangenan muncul pula sebuah kesenian yang lazim disebut toneel (tonil). Kecamatan Celancang Kabupaten cirebon, tepatnya desa Bedulan sejak awal 1960 telah mengenal seni drama Masres, teater rakyat yang sarat pesan moral. Amad, pendiri masres mengadopsi babad Cirebon sejak Sunan gunungjati membumikan agama Islam di Cirebon hingga melebar ke bagian lain di Jawa Barat. Cerita turun temurun warisan leluhur mengenai sejarah penyiaran agama ini diangkat ke dalam teater rakyat. Pada waktu yang bersamaan di wilayah Indramayu berdiri juga beberapa grup-grup teater, dengan sebutan sandiwara tokoh sandiwara indramayu seperti Domo Suraji, Salmin (Indra Putra). Panggung grup-grup sandiwara ini umumnya berukuran 8 x 10 meter, dengan tinggi sekitar 1 meter. Atapnya dibuat dari besi, atau bambu, dengan terpal pelindung. Di bagian belakang dipasang 8 sampai 10 kelir (layar) yang digantung di atas panggung. Anda akan melihat bahwa masing-masing kelir menggambarkan aneka suasana, seperti keraton, hutan belantara, pancaniti (petamanan) atau pemandangan desa, pemandangan segara. Sandiwara ini merupakan ide jenius yang memunculkan ide baru, kreatif, dan segar, dengan perombakan berupa penyampaian dalam bahasa Jawa Dermayon yang khas. Sebagai salah satu jenis kesenian rakyat, Sandiwara Indramayu memiliki kekuatan pada masyarakat pendukungnya, di mana antusiasme masyarakat Indramayu dengan penuh antusiasme ditunjukkan terhadap sandiwara di daerah tersebut. Hal ini memunculkan banyak ide dan gagasan pada seniman Sandiwara Indramayu untuk bersaing mengemas pertunjukannya. Dengan berbagai perbaikan dan modifikasi, pagelaran Sandiwara Indramayu dapat dirasakan oleh masyarakatnya sebagai sarana hiburan sekaligus pendidikan. Anda akan dapat menikmati banyak musik Dermayonan. sebagai sarana edukasi, Sandiwara Indramayu juga banyak menampilkan lakon-lakon Babad, baik Babad cirebon-dermayon maupun babad tanah Jawa. Demikian pula seni pertunjukan sandiwara memiliki fungsi sebagai media penerangan masyarakat yang turut menyampaikan pesan-pesan pemerintah dan norma-norma adat kemasyarakatan setempat. Hegemoni sandiwara Indramayu terus berlanjut sampai sekarang, ketika kesenian serupa di wilayah Cirebon, redup dan tidak ada regenerasi. Sandiwara Indramayu, jajah budaya hingga ke wilayah sekitarnya.
     Oleh karena itu banyak dipengaruhi ketoprak,tonil,stambul Cahya Widodo, maka tidak mengherankan apabila cerita yang dibawakan pada waktu itu berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,cerita yang diambil dari kesenian sandiwara dan tentang asal-usul sandiwara alat musik yang dipakai dalam sandiwara Cirebon adalah gamelan pelog dengan waditranya antara lain bonang, kemyang, saron, titil, penerus, gong besar dan kkendang, dogdog dan ketipung, tutukan, kenong (jenglong), kecrek, seruling, dan gambang. Dalam perkembangannya belakangan ini, unsur-unsur musik modern ditambahkan, antara lain alat-alat musik modern, seperti kibor dan gitar listrik. Sedangkan perlengkapan lain dalam menunjang pertunjukan sandiwara Cirebon antara lain properti, layar, dan dekor.
     Dalam pertunjukan sandiwara Cirebon saat ini, banyak ditampilkan cerita yang diambil dari babad Cirebon, seperti lakon nyi mas gandasari, Pangeran Walangsungsang, ki gede trusmi, Tandange Ki Bagus Rangin, Pusaka golok cabang, dan lain-lain, hal ini sandiwara Cirebon kadangkala menampilkan cerita dongeng atau legenda masyarakat Jawa umumnya terutama pada pertunjukan berlangsung siang hari, namun pada malam hari cerita yang ditampilkan kebanyakan diambil dari babad cirebon hingga tuntas menjelang pagi oleh karena iu sifatnya yang sangat seru,Sandiwara merupakan pentas teater yang menceritakan kisah dan sejarah asal-usul suatu desa dengan berkonsepkan panggung besar di peragakan oleh sejumlah dalang dengan menggunakan pakaian tradisional serta diiringi musik gamelan, pentas pertunjukan itu yang dimbil dari cerita kebiasaan masyarakat daerah tersebut,kesenian sandiwara yang memadukan cerita yang dibawakan saat pertunukan dimulai,tentang asal-usul sandiwara daerah atau dongeng-dongeng sandiwara sekaligus pertunjukan yang sedang dimainkan dan menggunakan panggung sandiwara


Comments

Artikel Populer

Perbedaan semi sandiwara sendratari dan tablo

                                                    Sandiwara sendratari adalah kepanjangan akronim ini seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan Sendratari sendratari ialah kombinasi atau adonan antara seni drama dan seni tari,para pemain sendratari terdiri dari penari-penari yang berbakat,rangkaian insiden dalam dongeng diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik dalam sendratari tidak terdapat dialog hanya saja kadang kala dibumbuhi narasi singkat supaya penonton tidak terlalu abnormal dan resah tentang dongeng yang sedang dipentaskan sendratari intinya lebih mengutamakan tari daripada jalan dongeng di dalamnya melalui atau bersama ini dongeng yang melatarbelakangi sendratari Istimewa untuk berupa sarana contoh lengkap sendratari yang terkenal yaitu Sendratari Ramayana yang dipersembahkan dengan iringan gamelan Jawa. Awalnya dipentaskan di Prambana

Alat-Alat Musik dan Naskah Yang Digunakan Dalam Kesenian Sandiwara

     Pada kali ini Saya akan sedikit mengulas alat-alat musik dan naskah yang digunakan dalam kesenian sandiwara. Seni Budaya Sandiwara yang kini mulai ditinggal kan masyarakat cirebon karena jasa sewa fullset Seni sandiwara ini terbilang mahal. Seni Budaya sandiwara adalah kesenian rakyat wilayah pantura yang berasal dari Cirebon, diyakini terlahir di Cirebon dan berkembang pesat di Jawa barat. Sebuah bentuk teater yang mengandung unsur utama berupa dialog, tembang dan dagelan dengan diiringi oleh Gamelan.      Sandiwara Cirebon dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan sebutan “masres” pada tahun 1940-an, ketika Cirebon diduduki oleh kolonialis Jepang. Berdasarkan keterangan yang dihimpun para tokoh sandiwara Cirebon saat ini, disebutkan bahwa pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, di daerah Cirebon muncul kesenian yang digemari oleh masyarakat yaitu reog Cirebonan, yang terkenal dengan nama reog sepat.       Pertunjukan reog itu terdiri dari dua bagian. Pertama beru