Skip to main content

Seni Sandiwara Sebagai Kultur Budaya Cirebon




     Jika kita membahas budaya, Secara umum, pengertian budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.


     Ada juga yang mengatakan bahwa arti budaya adalah suatu pola hidup yang tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur agar setiap individu mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.

     Secara bahasa, kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi dimana artinya adalah segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal manusia. Dalam hal ini, budaya sangat berkaitan dengan bahasa atau cara berkomunikasi, kebiasaan di suatu daerah atau adat istiadat.

     Jika kita tadi membahas pengertian budaya secara umum, maka kita akan bahas budaya menurut para ahli. Menurut Koentjaraningrat, pengertian budaya adalah semua sistem ide, gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang nantinya akan dijadikan klaim manusia dengan cara belajar.


     Cirebon merupakan salah satu wilayah dengan bentuk Kabupaten yang termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang memiliki pusat pemerintahan di Kota Cirebon. Seperti halnya daerah lain yang ada di Indonesia, Cirebon juga memiliki kebudayaannya sendiri yang unik dan berbeda dari daerah lainnya di mana kebudayaan tersebut telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi, kebudayaan khas Cirebon juga dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya dengan cara memahami, mempelajari dan melakoni budaya tersebut

     Kebudayaan yang dimiliki oleh Cirebon antara lain berupa sandiwara , (pertujukan drama), tarian, dan berbagai jenis kebudayaan lainnya yang kesemuanya sangat menarik dan sangat indah untuk dinikmati. Beberapa jenis kebudayaan yang dimiliki oleh Cirebon sebagian hanya dipentaskan pada saat acara – acara tertentu seperti upacara adat, namun ada juga yang sering dipentaskan untuk menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke Cirebon.


     Sandiwara adalah salah satu hiburan berorientasi budaya bagi masyarakat Jawa Barat di bagian utara, antara Cirebon hingga sebagian Karawang. Pentas Sandiwara ini hampir serupa dengan Wayang Orang, Ketoprak atau Ludruk di Jawa bagian tengah dan timur.

     Hal ini memunculkan banyak ide dan gagasan pada seniman Sandiwara Cirebon untuk bersaing mengemas pertunjukannya. Dengan berbagai perbaikan dan modifikasi cerita, pagelaran Sandiwara Cirebon ini selain sebagai sarana hiburan juga oleh masyarakatnya sebagai sarana pendidikan atau pesan moral yang disampaikan melalui jalannya cerita.


     Sebagai salah satu wilayah di Jawa Barat, daerah disepanjang pantai utara atau Pantura antara Cirebon, Subang, hingga sebagian Karawang memang memiliki keunikan tersendiri. Selain berkultur budaya Sunda, sebagian masyarakat disini juga memiliki karakter budaya Jawa yang kuat.

     Percampuran atau asimilasi budaya ini sudah berlangsung cukup lama, sudah sejak zaman Wali Sanga, masyarakat Cirebon dan sekitarnya sudah mengenal budaya Jawa. Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Barat kala itu, sering menjadi tempat berkumpulnya para wali tanah Jawa saat berembuk dan bermusyawarah.

     Beberapa abad kemudian, Cirebon juga menjalin hubungan yang cukup erat dengan kesultanan Mataram. Kesultanan Cirebon juga memiliki peranan saat tentara Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung menyerbu Batavia atau kini Jakarta, dalam upayanya mengusir Belanda dari tanah Jawa.

     Selain lewat laut, banyak juga pasukan Mataram yang terdiri dari banyak prajurit yang berasal dari berbagai daerah di Jawa ini yang menyerbu Batavia melalui jalur darat. Mereka banyak mendirikan pertahananm pemukiman hingga membuka lahan pertanian di sepanjang jalur pantai utara dari Cirebon, Subang, Karawang hingga perbatasan Bekasi.

     Banyak dari mereka yang kemudian enggan pulang dan memilih menetap di daerah-daerah tersebut. Selain itu, cukup banyak pula diantara prajurit ini yang menikahi penduduk lokal hingga akhirnya melahirkan budaya Sunda-Jawa seperti yang kita kenal sekarang.

     Itulah mengapa sebabnya budaya Jawa memiliki peranan dan dikenal oleh sebagian masyarakat di wilayah ini, tak terkecuali dengan sebagian warga Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang, Jawa Barat. Pentas kesenian Sandiwara, adalah salah satu hiburan rakyat yang cukup populer di daerah tersebut.

     Dari sisi gamelan, seperangkat gamelan yang dipergunakan pun serupa dengan gamelan yang dikenal didaerah Jawa Tengah, namun dipadu dengan 'cengkok' Jawa Barat yang khas. Sandiwara selalu diiringi dengan tetabuhan gamelan berlaras Pelog atau Prawa, dengan Seruling sebagai Harmoninya.

     Menurut para seniman yang berkecimpung dalam kesenian Sandiwara, alur kisah atau lakon dari Sandiwara ini sendiri bersumber dari kitab Carita Purwaka Caruban Nagari yang merupakan kitab kuno gubahan para sastrawan Cirebon.


     Umumnya, Sandiwara ini selalu berkisah tentang penyebaran agama Islam di Jawa Barat, dengan tokoh utamanya Sunan Gunung Jati yang terkadang disesuaikan dengan kearifan lokal yang berkembang ditengah masyarakat. Namun demikian, tak jarang juga Sandiwara mementaskan lakon-lakon atau cerita rakyat yang berkembang di berbagai daerah khususnya di Jawa Barat dan Banten.

     Yang menarik, cukup banyak kesamaan nama dalam tokoh Sandiwara ini dengan beberapa tokoh yang sering disebut-sebut dalam babad Tanah Jawa. Gusti Sinuwun, Dewi Sekar Kedaton, Putri Pembayun dan beberapa nama lainnya, adalah julukan untuk beberapa tokoh yang lazim digunakan oleh masyarakat Jawa dilingkungan Kesultanan Mataram dimasa lalu.

     Kesamaan budaya ini pun bisa kita lihat dalam lakon Sandiwara yang sangat populer di awal tahun 1980 an, yakni keris pusaka Setan Kober. Jika dirunut kebelakang, Setan Kober merupakan keris pusaka legendaris milik Hario Penangsang dari Jipang. Begitupun dengan nama Suta Jaya dan Jebug Angrum atau Ki Ageng Pekandangan (Indramayu) sebagai tokoh sentral, yang keduanya memiliki karakter dan kemiripan dengan tokoh-tokoh Mataram.


     Pada awalnya, Sandiwara sendiri adalah sebuah media dakwah yang bertujuan untuk mengenalkan budaya dan perjuangan Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Meski kini Sandiwara mengalami pergeseran seiring tuntutan zaman, namun pentas budaya Sandiwara ini diharapkan tidak bergeser dari tujuan awalnya.

     Dengan pentas seni Sandiwara, masyarakat Jawa Barat khususnya generasi muda bisa semakin mengenal budaya dan kearifan lokal yang pernah ada. Lebih dari itu, Sandiwara sebagai media dakwah juga diharapkan bisa memberi suri tauladan dan pendidikan moral kepada masyarakat khususnya kaum muda.

     Nah, demikianlah artikel mengenai seni sandiwara sebagai kultur budaya Cirebon yang dapat saya sampaikan dalam artikel yang berhasil saya buat pada kesempatan kali ini. Terima kasih, karena sobat telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel yang saya buat ini.

     Semoga saja dengan adanya artikel ini, saya dapat memberikan sedikit manfaat bagi sobat. Dan semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi sobat. Dan ingat lah, kita sebagai masyarakat cirebon harus terus mengembangkan kesenian sandiwara ini agar tidak hilang atau punah. Kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki.

Comments

Artikel Populer

Perbedaan semi sandiwara sendratari dan tablo

                                                    Sandiwara sendratari adalah kepanjangan akronim ini seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan Sendratari sendratari ialah kombinasi atau adonan antara seni drama dan seni tari,para pemain sendratari terdiri dari penari-penari yang berbakat,rangkaian insiden dalam dongeng diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik dalam sendratari tidak terdapat dialog hanya saja kadang kala dibumbuhi narasi singkat supaya penonton tidak terlalu abnormal dan resah tentang dongeng yang sedang dipentaskan sendratari intinya lebih mengutamakan tari daripada jalan dongeng di dalamnya melalui atau bersama ini dongeng yang melatarbelakangi sendratari Istimewa untuk berupa sarana contoh lengkap sendratari yang terkenal yaitu Sendratari Ramayana yang dipersembahkan dengan iringan gamelan Jawa. Awalnya dipentaskan di Prambana

Alat-Alat Musik dan Naskah Yang Digunakan Dalam Kesenian Sandiwara

     Pada kali ini Saya akan sedikit mengulas alat-alat musik dan naskah yang digunakan dalam kesenian sandiwara. Seni Budaya Sandiwara yang kini mulai ditinggal kan masyarakat cirebon karena jasa sewa fullset Seni sandiwara ini terbilang mahal. Seni Budaya sandiwara adalah kesenian rakyat wilayah pantura yang berasal dari Cirebon, diyakini terlahir di Cirebon dan berkembang pesat di Jawa barat. Sebuah bentuk teater yang mengandung unsur utama berupa dialog, tembang dan dagelan dengan diiringi oleh Gamelan.      Sandiwara Cirebon dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan sebutan “masres” pada tahun 1940-an, ketika Cirebon diduduki oleh kolonialis Jepang. Berdasarkan keterangan yang dihimpun para tokoh sandiwara Cirebon saat ini, disebutkan bahwa pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, di daerah Cirebon muncul kesenian yang digemari oleh masyarakat yaitu reog Cirebonan, yang terkenal dengan nama reog sepat.       Pertunjukan reog itu terdiri dari dua bagian. Pertama beru